Moksa: Chef Made Runatha
Dengan popularitas Moksa sebagai tempat makan sehat yang disegani, sulit untuk tidak mampir ke tempat ini ketika di Ubud.
Meski lokasinya masuk ke jalan-jalan kecil, bisa juga dibilang kurang strategis, tetap saja banyak orang menyambangi tempat yang digawangi Chef Made Runatha ini.
Berguru ke Living Light Culinary Arts Institute, USA di bawah bimbingan Cherie Soria, yang dikenal sebagai “Mother of Gourmet Raw Food Cuisine”, alhasil Chef Made menjadi orang Indonesia yang pertama kali mendapatkan gelar certified Plant-based Cuisine Chef, titel yang makin sering kita dengar belakangan ini di Indonesia.
Restoran Moksa Plant-Based

Berbeda dengan jalan masuknya yang agak menantang, Moksa Plant-Based Restaurant ternyata begitu luas. Ada restoran, kebun, dan Dojo tempat berbagai macam aktivitas, mulai dari yoga, Aikido, meditasi, musik, kursus Ikebana, hingga tempat kumpul-kumpul komunitas.
Kami tiba sore hari, waktu yang tepat untuk menikmati kopi Bali dan pemandangan yang asyik, yaitu kebun luas yang teduh. Dari kebun inilah bahan-bahan makanan dipakai untuk semua sajian sehat yang ada di menu.
Beberapa orang terlihat datang hanya untuk menyeruput jus sambil memandangi kebun, lalu pergi untuk melanjutkan aktivitasnya.
Menu di Restoran Moksa Plant-Based
Kami sendiri ingin mengeksplor makanan yang ditawarkan tempat ini. Sebagai makanan penghibur sore hari, kami pun memesan Cotta, yang adalah kelapa mentah, coklat putih, dengan belimbing, stroberi dan saus buah Markisa.
Satu lagi, Super Chia Mango, yang tak lain adalah Chia Pudding, yogurt kelapa yang ditimpa dengan salad mango.
Keduanya menyegarkan, enak dan tentu saja bernutrisi. Sambil menikmati kesegarannya, saya pun berpikir jika setiap hari disuguhi makanan-makanan sehat nan menghibur seperti ini, siapa yang tidak mau jadi penganut diet raw food.
Di samping sajiannya yang baik dan menghibur lidah, Moksa juga menyajikan pengalaman bersantap.

Menikmati sajian yang sumbernya tidak jauh dari tempatnya diolah memang bukan suatu pengalaman yang kita temui sehari-hari, terlebih untuk penduduk urban.
Konsep Farm to Table, dengan kebun di depan mata, memberikan saya pengalaman yang berbeda dalam menghargai dan menikmati sebuah sajian.
Ada proses yang selama ini saya longkapi atau tidak pernah terpikirkan ketika mengonsumsi makanan.
Di Moksa, sambil makan saya diingatkan tentang proses itu yang persis ada di depan mata.
Semua bahan makanan yang saya makan harus dirawat dan tumbuh dulu secara alami, hingga akhirnya sampai ke piring saya.
Harga Di Restoran Moksa
Rata-rata harga dessert di Moksa seputar Rp 50.000 hingga Rp 70 ribu rupiah. Sementara untuk minuman dari 25 ribu hingga 45 ribu.
Selain teh dan kopi, tentu saja tersedia minuman-minuman seperti Kombucha atau Kefir. Jika Anda ingin sesuatu yang dibawa pulang, ada toko yang menjual produk-produk dari raw cake hingga perawatan tubuh natural.
Oh ya, jika Anda bertanya-tanya apa artinya Moksa, penjelasan yang kami dapat, kurang lebih maknanya mirip seperti Nirwana dalam ajaran Buddha. Dalam Bahasa Sansekerta, Moksa (Moksha) berarti kebebasan.
Puskesmas Ubud II, Gg. Damai, Sayan, Ubud, Kabupaten Gianyar, Bali 80571